Kumpulan Pengetahuan Kesehatan

Penyakit Epilepsi

Penyakit Epilepsi - Tanda Penyakit Epilepsi Berbagai jenis penyakit telah ada sejak jaman dahulu dan sejalan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan dan medis, bermacam-macam jenis penyakit telah ditemukan dan diberikan nama. Termasuk adalah penyakit epilepsi ini. Penyakit yang dapat terjadi pada siapa pun walaupun dari garis keturunan tidak ada yang pernah mengalami epilepsi ini. Epilepsi tidak bisa menular ke orang lain karena hanya merupakan gangguan otak yang tidak dipicu oleh suatu kuman virus dan bakteri. Dengan pengobatan secara medis baik dokter maupun Rumah Sakit bisa membantu pasien epilepsi untuk mengurangi serangan tanda gejala epilepsi maupun menyembuhkan secara penuh epilepsi yang diderita oleh seseorang.

Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi. Penyakit epilepsi adalah merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang dikarakteristikkan oleh kejang berulang. Demikian adalah sedikit mengenai pengertian epilepsi. Kejang ini merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motorik, atau gangguan fenomena sensori. Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksimal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik.

Penyakit Epilepsi

Penyakit Epilepsi merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh terganggunya aktivitas listrik otak sehingga memicu terjadinya kejang berulang. Ada sekitar 40 jenis epilepsi. Meski tidak termasuk penyakit mental, tapi epilepsi terjadi setelah cedera atau kerusakan di otak. Menurut para peneliti, tingginya insiden epilepsi di negara berkembang terkait erat dengan faktor risiko seperti cedera kepala dan infeksi, misalnya dari cacing daging babi dan kebutaan sungai yang umumnya terjadi di benua Afrika.

Penyebab epilepsi secara pasti memang tidak diketahui, dalam dunia medis hal ini biasanya disebut dengan idiopatik. Namun beberapa hal yang bisa menyebabkan epilepsi atau faktor predisisposisi penyakit epilepsi adalah :
  1. Asfiksia neonatorum.
  2. Riwayat demam tinggi.
  3. Riwayat ibu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, wanita dengan latar belakang sukar melahirkan, penggunaaan obat-obatan, diabetes, atau hipertensi).
  4. Pascatrauma kelahiran.
  5. Riwayat bayi dari ibu yang menggunakan obat antikonvulsan yang digunakan sepanjang kehamilan.
  6. Riwayat intoksikasi obat-obatan atau alkohol.
  7. Adanya riwayat penyakit pada masa kanak-kanak (campak, penyakit gondongan, epilepsi bakteri).
  8. Riwayat gangguan metabolisme dan nutrisi atau gizi.
  9. Riwayat keturunan epilepsi.
Masalah dasarnya diperkirakan dari gangguan listrik (disritmia) pada sel saraf pada salah satu bagian otak yang menyebabkan sel ini mengeluarkan muatan listrik abnormal, berulang, dan tidak terkontrol. Karakteristik kejang epileptik adalah suatu manifestasi muatan neuron berlebihan ini. Pola awal kejang menunjukkan daerah otak dimana kejang tersebut berasal. Juga penting untuk menunjukkan jika klien mengalami aura (suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik yang dapat menunjukkan asal kejang misalnya melihat kilatan sinar dapat menunjukkan kejang berasal dari lobus oksipital).

Tanda khas epilepsi adalah kejang dan serangan kejang pada penderita epilepsi seringkali berulang. Situasi ini akan menyebabkan kondisi yang tidak terkontrol, pelepasan abnormal terjadi dengan cepat, dan seseorang dikatakan menuju ke arah epilepsi. gerakan-gerakan fisik yang tak teratur disebut kejang. Akibat adanya distriknia muatan listrik pada bagian otak tertentu ini memberikan manifestasi pada serangan awal kejang sederhana sapai gerakan konvulsif memanjang dengan penurunan kesadaran. Keadaan ini dapat duhubungkan dengan kehilangan kesadaran, gerakan berlebihan, hilangnya tonus otot serta gerakan dan gangguan perilaku, alam perasaan, sensasi, dan persepsi. Sehingga epilepsi bukan penyakit tetapi suatu gejala.

Penyakit epilepsi yang ditandai dengan kejang berulang paling banyak, hampir 80 persen, ditemukan di negara miskin dan berkembang. Yang disayangkan adalah bahwa sekitar 60 persen penderita tidak mendapatkan terapi yang layak. Banyak orang di negara berkembang yang tidak paham bahwa epilepsi bisa dikendalikan dengan pengobatan yang tepat. Apalagi ditambah pula adanya stigma dari masyarakat terhadap penyakit epilepsi juga membuat pasien enggan mencari pengobatan dokter. Di beberapa negara juga ada kepercayaan bahwa epilepsi adalah penyakit kutukan.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Yuk DiShare
Label Info Portal :

Informasi Terkait : Penyakit Epilepsi

0 komentar:

Post a Comment